Rabu, 02 November 2011

Strategi dan Teknik Periklanan

Advertising pada hakikatnya adalah salah satu jenis komunikasi yang bertujuan mempengaruhi orang lain, mempengaruhi dalam arti mengubah sikap, sifat, pendapat dan perilaku orang-orang ataupun seseorang (komunikan) sesuai dengan kehendak pemrakarsa komunikasi itu (komunikator).

Dalam kegiatan komunikasi dikenal ada 4 teknik komunikasi :

  1. Tekni informatif 
  2. Teknik Instruktif
  3. Teknik Persuasif
  4. Human Relation
Untu memenangkan pengaruh di kalangan khalayak, teknik informatif saja jelas kurang bisa diandalkan, sebab walaupun khalayak sudah menerima informasi tentang barang atau jasa yang ditawarkan, belum tentu hatinya dan pikirannyaterdorong untuk membeli dan atau memilikinya. Teknik instruktif mungkin bisa menggerakan khalayak untuk membeli, namun khalayak membelinya secara terpaksa, apalagi instruksi biasanya dilengkapi dengan ancaman. yang paling efektif untuk menciptakan kesadaran khalayak akan menerima, bahkan mungkin memelihara, barang atau jasa yang ditawarkan adalah teknik persuasif

Persuasi adalah kegiatan psikologis dalam usaha mempengaruhi sikap, sifat, pendapat dan perilaku seseorang atau orang banyak.

Hambatan-hambatan dalam teknik persuasi :
  1. Noice factor : hambatan berupa suara-suara yang mengganggu sehingga proses komunikasi tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya. Hambatan itu bisa terjadi terhadap siaran radio atau televisi, seperti terjadinya gangguan cuaca ataupun fading (hilangnya suara atau gambar).
  2. Semantic Factor : hambatan berupa pemakaian kata atau istilah yang dapat menimbulkan salah paham atau pengertian.
  3. Interest : akan membuat seseorang atau orang banyak selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan.
  4. Motif : akan mendorong seseorang atau orang banyak berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya.
  5. Prejudice : biasa juga disebut prasangka merupakan hambatan yang paling berat dalam upaya persuasi. sebab prang yang berprasangka (terutama prasangka buruk), belum apa-apa sudah bersikap was-was dan menentang komunikator yang akan melancarkan komunikasi atau persuasi.
Teori-teori yang dapat dipergunakansebagai dasar pengembangan teknik-teknik periklanan yang efektif :
  1. Metode partisipasi, yaitu cara persuasi dfengan jalan mengikut sertakan seseorang atau orang banyak dalam  suatu kegiatan atau usaha dengan maksud untuk menumbuhkan perhatian. Misalnya dengan cara mengadakan open house.
  2. Metode asosiasi, penyajian suatu hal atau gagasan dengan menempelkan atau menumpangkannya pada suatu obyek atau peristiwa yang tengah menarik perhatian khalayak. Metode ini bisa juga disebut build-in technique.
  3. Metode pay off idea, upaya persuasi dengan rewarding (memberi harapan-harapan baik atau iming-iming yang menggiurkan). Misalnya menyarankan menggunakan pasta gigi merk tertentu agar gigi menjadi lebih bersih dan kuat.
  4. Metode fear arrousing, kebalikan dari metode pay off idea tadi, metode ini justru menggunakan cara punishment (menakut-nakuti atau menggambarkan konsekuensi buruk). Misalnya dinyatakan bahwa gigi kita akan keropos apabila tidak gosok gigi dengan pasta gigi merk itu.
  5. Metode cognitive dissonance, jegiatan persuasi dengan menggunakan gejala-gejala hidup manusia yang tidak ada persesuaian antara pendapat serta sikap dengan perilakunya.
  6. Metode icing device, cara persuasi dengan menggunakan emotional appeal. Kita semua tentu mengetahui bahwa barang yang sama kualitasnya kadang-kadang bisa lebih menarik apabila diberi bungkus yang lebih indah, etiket yang lebih baik, dan disajikan pada pajangan yang lebih menawan.
  7. Red hearing technique, cara persuasi dengan mengelakkan argumentasi bagian-bagian yang lemah untuk kemudian dialihkan sedikit demi sedikit kepada bagian-bagian yang kita kuasai atau bagian dimana kita berada dalam posisi yang kuat. Cara ini bisa juga disebut Canalizing of argumentation.
Namun demikian untuk mempengaruhi sikap, sifat, pendapat dan perilaku khalayak dalam upaya periklanan melalui persuasi ini, perlu pula dipikirkan hal-hal yang besar sekali peranannya. 

1.  1. SUGESTI, Penerimaan pesan apapun secara sugestif dapat dicapai apabila keadaan si penerima (khalayak sasaran) dalam keadaan :
·         Daya berpikirnya terlambat (inhibasi)
·         Kepastian batinnya lumpuh sehingga keadaan berpikirnya terpecah-pecah (dissosiasi)
·         Percaya akan mitos
·         Terpengaruh otoritas dan prestise
·         Pembawaan
·         Terpengaruh mayoritas pendapat

2. PENYAMPAIAN PESAN
  • Harus diatur begitu rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian
  • Harus menggunakan lambamg-lambang uang sesuai dengan luas lingkup pengalaman dan bingkai referensi khalayak sasaran
  • Harus menumbuhkam kebutuhan pribadi dan menyampaikan saran-saran cara bagaimana memnuhi kenutuhan itu
  • Harus memberikan jalan untuk mengatasi kebutuhan tersebut, yang sesuai dengan situasi kelompok dimana khalayak sasaran itu berada
3. PERSONAL INFLUENCE, orang-orang yang mempunyai pengaruh besar di masyarakat akan nudah diperhatikan dan dipercaya. Karenanya iklan akan lebih efektif apabila dalam pesannya selalu mengikutsertakan orang-orang demikian

4. SOURCE CREDIBILITY. dalam menerima sesuatu orang akan berpikir tentang sumbernya. Sekiranya sumber itu bisa dipercaya, maka pesan yang disodorkan kepadanya akan mereka terima dengan baik dan tanpa ragu-ragu.

Menurut artikel "Principles of Psychology" yang dimuat dalam Social Science in Public Relations susunan Rex F. Harlow, menyatakan bahwa usaha-usaha menumbuhkan perhatian dapat dilakukan dengan 2 cara: pertama, Memanfaatkan pengaruh stimulus (perangsang) dengan menggunakan :
  1. Obyek yang berubah-ubah dan bergerak, Dalam menghayati perangsang dalam lingkungannya, orang biasanya bertindak selektif. ia hanya memperhatikan perangsang-perangsang yang diminatinya serta mampu menggugah minatnya.
  2. Intensitas Obyek, obyek prangsang yang memiliki intensitas dalam warna, suara, dan wangi-wangian, akan lebih menarik.
  3. Pegulangan, penyajian secara berulang-ulang atau diulangi berkali-kali mempunyai kekuatan serta kelemahan-kelemahannya.
  4. Bentuk dan ukuran obyek, Penyajian sesuatu dalam bentuk yang besar selalu menarik perhatian. Poster yang lebar, gapura yang besar dan tinggi, billboard yang besar dan berwarna sudah tentu pada tingkat pertama akan lebih menarik ketimbang yang berukuran kecil.
  5. Hal yang baru dan aneh, cerita baru, mode baru, produksi baru, penyajian yang lain dari biasanya, penampilan hal-hal yang aneh, yang lucu, yang tak terduga, yang surprising, yang lain dari yang lain, akan selalu menggugah minat dan perhatian orang banyak.
  6. Hubungan sekonyong-konyong dengan obyek
  7. Obyek yang menarik, penting dan berkesan, keindahan, lecantikan, kemerduan, dan peristiwa-peristiwa penting merupakan penyajian yang menarik dan berkesan.
Kedua, memanfaatkan kondisi khalayak sasaran yang umumnya berupa :
  1. Familiar dengan obyek, Kebalikan dari adanya perhatian terhadap segala yang serba baru, khalayak pun cenderung pula menyukai obyek-obyek yang sudah lama dikenal atau sering dilihatnya.
  2. Kepentingan, apa yang menjadi kepentingan khalayak sudah tentu akan menjadi perhatian mereka sendiri.
  3. Ada hubungan langsung, khalayak selalu cenderung menaruh perhatian kepada obyek-pbyek yang berhubungan langsung dengan kebutuhannya. Karena itu khalayak bersikap selektif terhadap obyek-obyek dalam lingkungannya.
  4. Kondisi ruhaniah dan jasmaniah khalayak, kelelahan, kemurunganm penderitaan, sifat, tabiat, kegairahan dan sebagainya yang tengah dialami khalayak adalah daktor-faktor yang mempengaruhi reaksi terhadap isi iklan.
  5. Feeling, perasaan atau emosi adalah hal yang tidak boleh dilupakan dalam hal usaha menumbuhkan perhatian.
  6. Kegiatan khalayak
Selain itu untuk menciptakan kegiatan persuasi yang sederhana, Ian Harvey melalui artikelnya, "The Technique of Persuasion" yang dimuat dalam Social Science in Public relations suntingan Rex F. Harlow, menyatakan bahwa di dalam mengadakan, persuasi orang harus berpedoman pada empat pegangan yaitu:
  1. Persoalannya harus diterangkan sejelas mungkin
  2. Appeal persuasi hendaknya dilakukan lebih banyak secara langsung dan emosional ketimbang intelektual
  3. Bahasa yang digunakan hendaknya sesedarhana mungkin sehingga dapat dipahami dengan mudah
  4. Pernyataan hendaknya disusun secara jelas dan berulang-ulang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar